Menggunakan Kesempatan dalam Kesempitan


                   Dono yang bekerja di agen rokok sementara Kasino bekerja di bengkel, menganjurkan supaya Indro diterima di tempat kos Tina dan Santi. Kelucuanpun muncul. Indro kedatangan pacar dan ayah pacarnya hingga Indro kerepotan mengatur agar Tina dan Santi yang tinggal serumah, tidak dicurigai. Ibu Santi yang fanatik juga berkunjung. kelucuan lain muncul saat Kasino mengantar pacar Dono dan mobilnya tabrakan, Kasino berpura-pura hilang ingatan. Mobilnya berhasil dijual, tetapi hal ini jadi masalah karena si pembeli minta uang kembali.
(Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Kesempatan_Dalam_Kesempitan)

                Oh tidak! Ini adalah sinopsis film komedi Indonesia yang berjudul “Kesempatan Dalam Kesempitan” yang diproduksi pada tahun 1985, disutradarai oleh Arizal dan dibintangi antara lain oleh Warkop DKI, Nena Rosier, serta Lydia Kandou. BUKAN INI MAKSUD SAYA.
                Dalam konteks ini, saya tidak membahas film itu dari awal sampai akhir, hanya terlintas saja membuat prolog seperti itu, mengingat judul yang saya berikan dalam tulisan ini serupa dengan judul film tersebut. Tidak bermaksud meniru, hanya inspirasi timbul darinya. Frasa “Kesempatan dalam Kesempitan” sendiri telah lazim didengungkan dalam banyak situasi, yang tentu saja tidak hanya bermakna satu. Kesempatan dalam kesempitan seolah memberi gambaran perasaan/sikap optimis untuk bangkit dan memunculkan ide di tengah kesulitan atau persoalan. Frasa ini juga secara spontan memberi ide untuk menemukan peluang baik meski di tengah situasi sulit. Sebagai orang Kristen, teringat pada satu kisah dalam Alkitab (Kisah Para Rasul 24:1-27).
                Dalam nas ini, Paulus akan menghadapi persidangan. Komplotan Imam Besar Ananias sangat serius menghadapi kasus ini. (1) Tertulus mulai melancarkan dakwaan, menyamakan Paulus dengan penyakit sampar yang mengacaukan orang Yahudi. (5) Bahkan Paulus dituding mencoba melanggar kekudusan Bait Allah. (6,10) Wali negeri memberi kesempatan pada Paulus untuk membantah semua tuduhan itu, dan kemudian Paulus melakukannya, juga mengaku bahwa ia hidup seturut hukum Taurat dan jalan Tuhan. (23-25) Oleh karena tidak didapati kesalahan serius, ia dikenakan hukuman ringan tetapi tetap di penjara, dan sahabat-sahabatnya tetap diizinkan melayaninya. Meski tidak bebas, Paulus tetap menggunakan kesempatan itu dengan baik. Momen itu dipakainya untuk memberitakan Injil Yesus kepada Feliks dan istrinya.
                Orang yang dapat memakai kesempatan dalam kesempitan hanyalah orang-orang yang terfokus pada apa yang menjadi tujuannya. Benar, bukan? Jika seseorang tidak teguh pada tujuan dan bahkan tidak serius mencapainya, kesempatan mungkin terlewatkan tanpa upaya apapun, bahkan mungkin saat tidak terlalu sempit. Kesadaran sang Rasul terhadap panggilannya dalam situasi sulit sekalipun menghantarnya menjadi seorang yang konsisten dalam tujuannya. Maka, tidak mengherankan, dalam situasi terjepit sekalipun, ia tetap melakukan visinya yang juga adalah visi Allah.
                Tidak perlu bertanya, saya yakin benar setiap Anda yang membaca tulisan ini adalah orang yang juga pernah dilanda kesulitan, dihimpit persoalan dan ditimbun pergumulan berat. Ya, sering atau tidaknya persoalan itu datang menimpa kehidupan Anda bergantung pada izin Tuhan. Meski demikian, sering sekali kita diperhadapkan dengan anggapan bahwa ‘kita sendiri yang membuat masalah itu menjadi besar’. Setujukah Anda dengan konsep itu? Bicara mengenai kepribadian mungkin bisa saja benar. Orang yang berkepribadian cuek dan cukup memandang masalah dengan singkat, mungkin dengan mudah ia akan menjalani hari-harinya yang akan terasa ringan baginya. Namun, bagi orang yang berkepribadian mellow, so sensitive, mungkin masalah sederhana pun bisa jadi tergambar seperti pasar swalayan yang sesak, penuh, susah bergerak, bahkan tidak menemukan pintu keluar.
                Tentunya, kepribadian tidak bisa dipaksa untuk sama kan? Bagaimana pun kerasnya perjuangan seorang mellow menganggap cuek semua masalah yang terjadi, ujungnya kemunafikan. Jadi, ternyata anggapan bahwa pikiran kita sendiri yang memperumit keadaan tidak sepenuhnya benar. Anggapan yang lebih baik dari itu adalah ‘semua masalah selalu bisa diubah menjadi berkat’. Ya, keyakinan setiap orang percaya dalam menghadapi masalah adalah hasil setelah proses. Setiap persoalan yang diizinkan terjadi adalah jalan untuk mengubah hati, pikiran dan sikap kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Itulah mengapa perlu pembaharuan pikiran untuk mengerti tujuan di balik semuanya adalah kebaikan. Dengan demikian, fokus Anda terarah pada perbedaan hidup dari sebelum hingga sesudah mengalami banyak persoalan yang menguji dan membuat hidup menjadi lebih bernilai. Unik sekali dan bahkan relatif sulit untuk dikerjakan. Tidak semua pribadi berkeputusan untuk menikmati persoalan hidup sebagai berkat dan kemudian memangku hasil yang matang. Bagi saya, cukup mudah mengatur pikiran untuk melewati proses ini. Bagaimana? Anda dapat mempelajarinya secara bertahap.
                Pergumulan di tengah hidup sendiri atau berkeluarga, pergumulan hidup sebagai anak, sebagai orang tua, sebagai pekerja, sebagai bos, sebagai pelajar, sebagai pengangguran, sebagai anak muda, sebagai hamba Tuhan, sebagai pelayan, sebagai apapun itu, banyak sekali macamnya. Sudah melebihi banyaknya tipe HP di dunia nih.. Persoalan dalam keluarga, perselisihan dengan teman, pengkhianatan dari orang yang disayang, kepercayaan yang hancur, nilai belajar yang anjlok, sakit penyakit yang datang bergiliran, masalah ekonomi yang tak berkeputusan, dan yaaa masih banyak lagi. Masalahnya variatif dan tentu saja cara menyelesaikannya pun bervariasi. Cara orang menanggapinya pun tentu saja relatif, tidak bisa diajarkan. Tapi, Tuhan mengajarkan cara kita memandang situasi sulit itu dari sudut pandang firman Tuhan. Tentu saja cara ini melegakan hati siapapun, lebih dari segala cara yang ada di dunia ini untuk memulihkannya.

                Jika Anda merasa sebagai orang yang juga memiliki persoalan, jangan berani tinggalkan tulisan ini tanpa menyelesaikan pembacaannya. Sebab di sinilah Anda akan belajar memakai kesempatan dalam kesempitan dengan sudut pandang firman Tuhan.
               
                Dalam kondisi kritis dan kita seolah dirangkul oleh banyaknya pergumulan, seringkali sebagian besar dari kita memilih jalan yang kurang tepat. Karena itu, baik untuk mencari pengertian, sebenarnya tindakan apa yang lebih tepat untuk mengondisikan perasaan dalam situasi tertentu.

1.        Kesempatan untuk Mendekat Pada Tuhan
 Image result for bersekutu dengan tuhan
                Bukan berarti dalam masa senang atau baik-baik saja saat tidak ada masalah, kita tidak perlu mencari Tuhan dan melekat pada-Nya. Yang perlu diketahui dalam bagian ini adalah; jika kita mengingat setiap bagian suka dan duka kita, kadang kala berkata ‘terima kasih, Tuhan’ lebih mudah diucapkan jika kita sedang merasa girang. Dan tentu, pada situasi sebaliknya pasti sulit diucapkan.
                Tindakan yang tepat saat mengalami keterpurukan adalah mencari Dia sebagai yang pertama dan terutama. Bukan bercerita kepada manusia, yang kemudian mungkin bisa memberi kekecewaan juga kepada kita.
Mazmur 91:14 “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.”
Persoalan hendaknya menjadi kesempatan besar bagi kita untuk semakin mendekat pada Tuhan dan berserah, dengan keyakinan bahwa tidak ada yang tidak mampu Tuhan selesaikan. Dalam pujian, doa dan permohonan, isi hati kita menjadi hal yang Tuhan nantikan, sebab Dialah obatnya.

2.      Kesempatan untuk Bersekutu dengan Saudara Seiman
 Image result for persekutuan kristen
                Persekutuan dengan saudara seiman memungkinkan kita beroleh berkat yang mungkin tak terpikirkan oleh diri kita sendiri. Keterpurukan tidak membenarkan kita untuk menjauhi kegiatan ibadah atau kegiatan rohani lainnya. Bagi jiwa yang sedang rapuh, perlu penguatan atau sentuhan rohani yang Tuhan berikan melalui orang seiman atau yang mengasihi kita.
Filipi 2:1 “Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,…”
                Keputusan untuk menghindar dari dunia luar biasanya justru memberi kemungkinan bahwa keadaan akan semakin terpuruk. Inilah mengapa kita membutuhkan orang lain. Makhluk sosial bukan sebatas mengenai kebutuhan seseorang akan orang lain, tetapi juga kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain. Kalau seorang manusia tidak mempunyai pengetahuan untuk mempengaruhi orang lain pasti hidupnya akan menjadi bingung. Contohnya, ketika sedang membangun sebuah bisnis maka pasti Anda membutuhkan orang lain yang memiliki kemampuan untuk mendukung bisnis Anda. Di sini tentu membutuhkan pengetahuan  mempengaruhi orang lain. Tapi, yang saya maksud tidak dalam makna memprovokasi.
                Jika kita butuh semangat atau motivasi untuk bangkit dari persoalan dan mengharapkan jalan keluar dari beban yang ditanggung dalam hidup ini, jadikanlah masa sulit itu sebagai kesempatan untuk mencari pengaruh baik dari lingkungan atau komunitas luar. Terlebih, dalam komunitas orang yang mengasihi Tuhan, akan ada kasih yang kita dapatkan juga dari mereka, kepedulian bahkan nasihat yang membuka pikiran kita untuk menikmati persoalan yang tengah mengukir karakter kita menjadi lebih berharga. Energi positif itu akan memampukan kita untuk memandang setiap kesulitan dalam hidup ini dari sudut pandang firman Tuhan, dan menyadari bahwa orang-orang sekitar kita adalah alat yang Tuhan pakai untuk menajamkan kita.

3.      Kesempatan untuk Mengevaluasi Diri
Image result for merenung
                Pernahkah Anda menyadari hal-hal yang muncul di pikiran Anda bahkan yang tertuang dari mulut Anda saat mengomentari persoalan yang terjadi? Mempersalahkan keadaan? Mempersalahkan diri? Menyalahkan orang lain? Menyalahkan Tuhan? Mengutuk Tuhan? Wuaaawww! Jangan sampai deh ya…
                Berkaitan dengan poin sebelumnya, tentu saja terdapat beberapa orang dari total populasi di dunia ini yang dalam menghadapi persoalan memilih untuk menyendiri/menutup diri. Salah atau tidak? Itu relatif. Hal-hal negatif dapat muncul jika kita tidak mampu menguasai diri saat menghadapi persoalan. Menutup atau mengurung diri tidak menjadi jaminan bahwa kita sedang mengalami depresi atau masalah psikologis lainnya. Terkadang merenung dan menutup diri bisa menjadi cara untuk sejenak melepaskan diri dari kejadian atau masalah yang dihadapi, sebab kondisi tersebut memang menjadi salah satu ciri manusia sebagai sebuah spesies.
                Yang menjadi persoalan, kemurungan diri itu mengakibatkan sesuatu yang dampaknya buruk, pola istirahat jadi tak beraturan, perilaku menjadi compulsive, mudah marah, menghindari hobi, dan luapan emosi lain yang lebih fatal. Kesendirian mungkin saja menjadi salah satu jalan untuk mencari ketenangan di tengah persoalan.
Wahyu 3:19 “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah.”
                Saat merenung atau menyendiri, tetapkanlah sesuatu untuk diubah. Rendah hatilah untuk mengingat dan mengoreksi diri. Evaluasi cara hidup atau perbuatan kita dan bertekad untuk mengambil langkah memperbaikinya. Allah berkenan mengingatkan apa yang harus kita perbaiki dalam diri kita, sebab Ia mengasihi kita. Terkadang, dalam posisi menyendiri kita dapat belajar menguasai diri dan tidak gegabah bersikap sehingga kesalahan mungkin terjadi oleh kelalaian kita. Tapi, tanpa kontrol diri bisa saja justru kita memperdalam lubang sendiri. Jadi, jika kita memilih untuk mengambil waktu sendiri, hendaknya waktu itu digunakan untuk mengevaluasi diri dan bukan mengutuki keadaan. Yakinlah, cara ini akan memberi kemajuan terhadap diri sendiri.

                Tidak ada manusia di bumi yang tidak mempunyai masalah. Ya, bisa dikatakan dunia ini menjadi sangat sempit karena dipenuhi permasalahan. Yang membedakan adalah cara menghadapi dan menyelesaikannya. Setiap orang memiliki cara sendiri dalam menghadapi persoalan. Kehidupan yang penuh problematika ini memang perlu dihadapi dengan berbagai cara yang sudah pasti lebih baik dari pada melarikan diri dari masalah tersebut. Tapi, tuntutan bagi kita yang hidup sejalan dengan firman adalah, mencari kesempatan ditengah-tengah kesempitan. Kesempatan untuk apa? Untuk semakin dekat dengan Tuhan, dengan saudara-saudara seiman dan untuk mengevaluasi diri ke arah yang lebih baik, yang berkenan pada Tuhan. Di balik semua persoalan dalam hidup ini, jadilah pribadi yang berkualitas. Bersahabatlah dengan masalah supaya Anda tahu bagaimana mengajaknya berjalan berdampingan. Tuhan memberkati.

Komentar

  1. Panjang amat.. Videoin aja neng.. 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hanya bercanda thanks sdh memberkati

      Hapus
    2. Terima kasih telah meluangkan waktu membaca tulisan ini. Terima kasih juga atas kritik dan saran yang tentu akan dipertimbangkan dalam menciptakan karya selanjutnya. God bles..

      Hapus
  2. Tuliasnnya sangat menguatkan & memberkati sekali...
    Tulisan berikutnya di tunggu...
    Tuhan memberkati...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah meluangkan waktu membaca tulisan ini. Terima kasih juga atas kritik dan saran yang tentu akan dipertimbangkan dalam menciptakan karya selanjutnya. God bles..

      Hapus
  3. Sunguh membrkati ketika membacanya dari awal sampai ahkir ada beberapa point yg membrkati dlm keadaan kita sehari². Kiranya kita tetap setia kepada Tuhan dalam situasi apapun. Melalui tulisan ini saya juga dikuatkan... I will purple your inscription remain excited

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah meluangkan waktu membaca tulisan ini. Terima kasih juga atas kritik dan saran yang tentu akan dipertimbangkan dalam menciptakan karya selanjutnya. God bles..

      Hapus
  4. Sunguh membrkati ketika membacanya dari awal sampai ahkir ada beberapa point yg membrkati dlm keadaan kita sehari². Kiranya kita tetap setia kepada Tuhan dalam situasi apapun. Melalui tulisan ini saya juga dikuatkan... I will purple your inscription remain excited

    BalasHapus
  5. Sunguh membrkati ketika membacanya dari awal sampai ahkir ada beberapa point yg membrkati dlm keadaan kita sehari². Kiranya kita tetap setia kepada Tuhan dalam situasi apapun. Melalui tulisan ini saya juga dikuatkan... I will purple your inscription remain excited

    BalasHapus
  6. Topik dan pembahasan yang baguss,, saran sedikit: jangan terlalu panjang saat menjelaskan sub2nya. lihat tulisan2 yang banyak kadang membuat pembaca sedikit kurang antusias..
    Ditunggu topik2 yang lebih tak terduga lagi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah meluangkan waktu membaca tulisan ini. Terima kasih juga atas kritik dan saran yang tentu akan dipertimbangkan dalam menciptakan karya selanjutnya. God bles..

      Hapus
  7. Kreen,,gali truss kemampuannya,jgn pernah kendor

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Berkat Meski Dalam Pergumulan Berat

Digoda Tapi Tidak Ternoda