Ayah, Ada Delapan Kiat Jitu Untuk Membuat Anak Dekat Dengan Anda!
Di bangku halaman depan rumah,
yang berseberangan dengan rumahnya, seorang pria melihat betapa cerianya Jane,
putri kecil tetangganya yang berlari menghampiri ayahnya sepulang sekolah. Ia membawa
dua potong sandwich lezat di box
tempat makanannya dan memeluk erat ayahnya dengan sangat bahagia. Tampak di
matanya, anak itu menatap dengan kedua mata ayahnya dan seperti sedang
menceritakan banyak hal yang dialaminya di sekolah sambil menikmati sandwich yang dibawanya. Tentu saja satu
diberikan kepada ayahnya. Tak ingin beranjak dari pangkuan ayahnya, Jane masuk
ke- dalam rumah dengan tetap memeluk ayahnya. Binar, putri dari pria ini pulang
dari sekolah dan masuk ke dalam rumah tanpa sapaan apapun kepada ayahnya. Pria ini
bingung bercampur sedih membandingkan apa yang dialaminya dan yang baru saja
disaksikannya di halaman depan rumahnya. “Apakah anakku membenci aku?”
Wajar saja bila seorang
ibu dekat dengan anaknya, bahkan sangat dekat. Karena, dari rahim ibulah anak
memulai kehidupannya. Apa yang dirasakan anak selama dalam kandungan
mempengaruhi perasaan ibunya, apa yang dimakan ibu juga yang dimakan anaknya
selama dalam kandungan. Singkat kata, wajar saja seorang anak tidak betah jauh
dari ibunya dan bahkan akan memilih bersama ibunya ketika belajar, bermain,
makan, belanja, dan sebagainya. Saat bersama ibunya, anak sangat manja, rewel,
cerewet dan bahkan mencari ibunya saat butuh sesuatu. Ibunya sedang sibuk
memasak, anak akan membuntuti tanpa berpikir ingin bermain atau menonton
televisi bersama ayahnya yang sedang santai di ruang tamu. Dijamin, ini bukan
fenomena langka deh.. Apakah semua ayah dijauhi anak-anaknya?
Tidak bagi semua
keluarga di dunia ini. Banyak juga sosok ayah yang sangat dicintai keluarganya
terlebih anak-anaknya. Bagi anak laki-laki, ayah adalah teman pertama untuk
diajak bermain dan ditiru. Bagi anak perempuan, ayah adalah cinta pertama dan
tempat berlindung yang aman. Menjadi ayah yang romantis, ayah yang peduli, ayah
yang hangat, yang memahami isi hati anak dan bisa menjadi sahabat setiap waktu
adalah ayah yang diidamkan oleh setiap anak-anak. Tanpa disadari, beberapa di
antara anak yang tidak dekat dengan ayahnya mempunyai rasa cemburu melihat
teman-temannya yang bergaul karib dengan ayahnya. Terkadang, karena
sikap/wibawa ayah yang seolah tegas, menakutkan, penuh keseriusan dan
sebagainya membuat anak segan bahkan takut untuk mendekati juga bermain
dengannya. Padahal, seharusnya ini menjadi kesedihan bagi seorang ayah, karena
ada jarak yang membuatnya tidak mengetahui segala sesuatu yang dialami anaknya.
Ini salah siapa?
Pertanyaan tidak bisa
ditujukan kepada anak, “mengapa tidak dekat dengan ayah?” tetapi kepada ayah, “mengapa
tidak bisa mendekati anaknya?” Karena anak akan merespon apa yang diajarkan
atau ditanamkan padanya sejak ia dilahirkan. Anak akan dekat dengan ayahnya
secara otomatis jika ayah sedari dini mau menjalin keakraban dengan anak. Bagaimana
keakraban itu dapat diciptakan di antara ayah dan anak?
1. Biasakan Memeluk Anak
Laki-laki ataupun
perempuan, anak membutuhkan pelukan orang tuanya. Jangan salahkan ibu yang
sering memeluk anaknya sehingga bisa sangat dekat dengan anaknya, karena Anda
sebagai ayah merasa gengsi memeluk anak Anda. bahkan, meski anak Anda beranjak
remaja atau mulai dewasa, bukanlah tabu untuk memeluk anak. Batin anak akan
merasakan betapa Anda menyayanginya. Apalagi setelah jangka waktu panjang tidak
bertemu anak, ia merindukan pelukan ayahnya.
2. Menyapa Dengan Hangat
Jangan biarkan anak
Anda menganggap Anda benci karena seolah tidak mempedulikan mereka. Dengan basa-basi
yang sederhana: “Selamat pagi, nak” atau “Kok pulangnya lama?” atau “Besok ada
PR, nak?” dan sebagainya, anak merasa bahwa ayahnya masih memikirkan dirinya. Tanpa
sapaan atau basa-basi itu, sebagian anak akan menyimpulkan bahwa ayahnya bukan
bagian dari hidupnya.
3. Berbicara Dalam Berbagai
Kesempatan
Kesedihan, kebahagiaan,
kecemasan, ketakutan dan wujud emosi yang dirasakan anak harus mampu dirasakan
oleh ayah juga. Terkadang, ayah mengerti dan tahu tapi berpura-pura tidak tahu.
Hati-hati..anak bisa menganggap ayah tidak peka lho.. Ajak anak berbicara
tentang apa yang dialaminya dan biarkan ia menjadikan Anda sebagai dunianya. Mengetahui
bahwa anak dianggap penting oleh ayahnya adalah saat menerima masukan dan
solusi yang membangun dari ayahnya (Beers 2003, 53).
4. Jadilah Sahabat yang
Mendengarkan
Jangan batasi diri
dengan anak. Jangan usir mereka menjauh jika dalam kesibukan Anda, anak
membutuhkan Anda. Tidak ada yang lebih penting daripada saat anak mengajak Anda
berbicara. Satu kali anak merasa diabaikan, ia tidak akan berusaha mengganggu
Anda lagi dan kemungkinan Anda akan menyesal. Jika ayah mampu menjadi teman
terbaik bagi anak, ia tidak akan membutuhkan siapapun lagi. You’re the comfortable zone for them.
5. Ajak Anak Berkencan
Seberapapun penghasilan
yang Anda kejar untuk menghidupi keluarga, termasuk anak Anda, tidak akan
berkesan bagi anak jika hanya materi yang diterimanya. Dengan mengajak anak
berkencan, ia merasa bahwa ayahnya memberi waktu spesial untuk dihabiskan bersama
dengannya. Pandangan seorang anak mengenai seorang ‘pahlawan’ adalah ukuran
pengorbanan dan pengalaman yang didapatkannya dari orang tuanya (Beers 2003,
136).
6. Dampingi Anak Saat
Belajar
Memarahi anak karena
tidak belajar dan bermain handphone,
kemudian mematikan TV lalu menyita handphone-nya
bukan tindakan tepat, ayah! Baiknya, ingatkan anak untuk belajar dan duduklah
di sampingnya sesekali untuk mendampinginya belajar. Memori anak akan dengan
baik mengingat hal-hal kecil yang didapatkannya dari kebiasaannya bersama ayah.
Sebuah studi menunjukkan kedekatan ayah pada anak memang terbukti bisa
mendongkrak kecerdasan dan kesuksesan anak pada masa depan.
7. Menjadi Teladan dan
Rendah Hati
Jangan posisikan diri
Anda jauh di atas anak sehingga dapat berlaku semena-mena dan bebas menyinggung
perasaan anak. Perkataan kasar dan sentakan akan membekas dalam hati anak. Apapun
kesalahannya, bicarakan dan nasihati dengan kasih. Posisikan diri Anda untuk
selalu patut diteladani anak, dalam bersikap dan berbicara. Anak pun akan
merasakan bahwa ayahnya dekat saat ayah memberi pujian kepada anaknya, bahkan
saat ayahnya meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat kepada anaknya karena
ayahpun tidak selalu sempurna di mata anak.
8. Bercerita dan Berdoalah
Bersama Anak
Orang tua bertanggung
jawab untuk mendewasakan anak di dalam Tuhan. Orang tua dikatakan berhasil
mendidik anak jika anaknya menemukan jalan kebenaran yang kekal bagi kehidupan
yang mendatang. Semua dimulai dengan hubungan di rumah. Ayah adalah pembimbing
rohani yang utama di banding pembimbing lainnya yang ditemui anak di luar
rumah. Saat Teduh bersama anak, berdoa bersama anak baik sebelum atau sesudah
tidur adalah penting dan tidak boleh dianggap sepele. Waktu ayah untuk
mengajarkan prinsip kebenaran Firman Tuhan kepada anak harus dikhususkan dan
tidak bersifat statis.
Banyak sekali hal-hal selain delapan hal di atas, yang bisa dilakukan
ayah untuk mendapatkan hati anaknya dan membuatnya merasa ‘ayah adalah bagian
hidupnya’. Ayah memiliki wewenang karena Allah menuntut Anda untuk menjadi
orang yang berkuasa dalam kehidupan anak Anda. Sebagai ayah, Anda bukan
melaksanakan peraturan atas yuridis Anda sendiri, melainkan yuridiksi Allah.
Tugas menjadi ayah harus didasarkan perspektif Firman Tuhan. Tergantung kepada
Anda, apakah Anda ingin menjadi ayah yang dicintai atau justru dijauhi anak. Kasih
Allah akan dirasakan anak dari ayahnya.
Efesus 6:4 “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati
anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”
Semoga bermanfaat. Tuhan
memberkati.
Bahan Belajar:
- Beers, V. Gilbert. Orang Tua, Berbicaralah dengan Anak Anda! Bandung: Kalam Hidup, 2003.
- Richards, Lawrence O. Pelayanan Kepada Anak-Anak. Bandung: Kalam Hidup, 2007.
- Ronda, Daniel. Pengantar Konseling Pastoral. Bandung: Kalam Hidup, 2018.
- Tripp, Tedd. Sheperding a Child's Heart. Malang: Gandum Mas, 2002.
Disusun untuk memenuhi tugas akademik Mata Kuliah: Bimbingan Konseling (BK) Anak
Pengampu Riniwati, M.Pd.K.
Hadi
BalasHapusArtikel yang bagus dan menginspirasi,tetap semangat dan setia dalam pelayanan,Gbu
Terima kasih. Tetap semangat! Gbu more..
Hapus