Menjadi Berkat Meski Dalam Pergumulan Berat

BAHAN PA REMAJA TOPIK 3
TEKS ALKITAB: I Samuel 22:1-2; Mazmur 142

TUJUAN
Menyadarkan para remaja bahwa di saat mengalami pergumulan hidup yang berat sekalipun, Tuhan memampukan kita untuk tetap menjadi berkat bagi orang lain.

INSPIRASI
Joseph M. Scriven mengarang lagu "Yesus Kawan yang Sejati", mengalami sesuatu dibaliknya. Scriven lahir di Irlandia pada 1819. Tahun 1842 ia tamat dari Universitas. Ia hendak melangsungkan pernikahan dengan seorang gadis Irlandia yang cantik, hari dan masa depannya rupanya cerah sekali. Akan tetapi, menjelang hari pernikahannya, gadis tunangannya mengalami kecelakaan dan mati tenggelam. Scriven merasa patah hati.
Pada tahun 1844 Scriven pindah ke Canada. Selama beberapa waktu ia menjadi seorang guru, mula-mula di Sekolah, kemudian sebagai pendidik khusus untuk anak-anak dalam sebuah keluarga kaya. Sekali lagi Scriven bertunangan dengan saudara dari keluarga kaya tadi. Tetapi maut kembali merenggut sukacitanya. Setelah masa sakit yang pendek saja, kekasihnya itu meninggal dunia, tidak lama sebelum hari pernikahan mereka.
Dalam kesedihan yang tak terhiburkan, Scriven menyingkir dari tempat ramai dan tinggal seorang diri dalam sebuah pondok di pinggir danau. Cara hidupnya bersahaja. Uang dan tenaganya digunakan demi orang miskin. Ia mencari anak-anak yatim piatu supaya dapat ditolongnya. Ia bekerja sebagai tukang kayu sukarela bagi para janda yang kekurangan. Sepuluh tahun Scriven pindah ke Canada ia mendengar kabar ibunya sakit keras dan sangat sedih. Scriven tak sempat mengarungi samudera untuk mengunjungi ibunya. Namun, ia punya ide untuk menghibur ibunya dengan menulis syair tentang Yesus, Kawan yang sejati bagi yang lemah. Ia kirimkan syair itu ke ibunya di Irlandia.
Beberapa tahun kemudian Scriven jatuh sakit. Seorang tetangga yang merawat dia menemukan salinan syair yang dibuatnya dulu. Ia merasa diberkati oleh isi syair tersebut dan bertanya kepada Scriven tentang sumbernya. Scriven lalu menceritakan asal-usul karangannya tersebut. Pada tahun 1886 dalam usia 67, ia sakit keras. Kawannya menunggui siang dan malam. Tetapi pada suatu malam ketika kawannya itu pergi sebentar untuk suatu keperluan, ketika ia kembali Scriven ternyata sudah tidak ada. Teman dan para tetangga ikut mencari Scriven. Akhirnya mereka menemukan Scriven di sebuah kali yang tidak jauh dari rumah kawannya, sudah menjadi mayat.
Apakah Scriven terantuk batu disebabkan oleh pikiran dan tubuhnya yang melemah? Apakah ia keluar untuk menikmati kesejukan malam lalu terpeleset ke kali? Ataukah ia bunuh diri? Tak seorang pun yang tahu pasti. Namun para teman dan tetangganya tahu pasti bahwa Scriven adalah seorang yang baik hati, ia selalu berusaha menolong orang lain yang membutuhkan. (Sumber: Riwayat Lagu Pilihan dari Nyanyian Pujian Jilid 1, Lembaga Literatur Baptis).

REFLEKSI
1. Pelajaran apa yang kamu dapatkan dari kisah hidup Scriven?
2. Karakter apa yang sangat menonjol dalam diri Scriven yang dapat kamu teladani?
3. Di tengah-tengah pergumulan berat, kehidupan Scriven menjadi berkat bagi orang lain (termasuk ibunya sendiri). Apa yang Scriven lakukan untuk mereka?


DISKUSI
1. Hal apa yang mendasari seseorang sehingga dapat menjadi berkat meski di tengah pergumulan yang berat?
2. Apakah posisi/jabatan Daud pada waktu itu? (1 Samuel 16); Masalah apa yang sedang dialami Daud saat itu? Mengapa Daud melarikan diri? (I Sam. 18:8-9; I Sam. 19:1; I Sam. 20:31-33)
3. Di dalam pelariannya, Daud sampai di sebuah gua yang bernama "Gua Adulam". Perasaan seperti apa yang dirasakan Daud ketika seorang diri di dalam gua itu?
4. Apakah isi doa/permohonan Daud kepada TUHAN di dalam gua itu? (Mazmur 142:7-8)
5. Jawaban doa apa yang TUHAN berikan kepada Daud? (I Sam. 22:2)
6. TUHAN tidak menjawab doa Daud dengan mengirimkan dokter, psikolog atau pengacara kepadanya. Tapi, TUHAN justru mengirimkan orang-orang yang punya banyak masalah dalam jumlah yang sangat besar, padahal Daud sendiri juga sedang mengalami masalah berat. Pelajaran apa yang ingin TUHAN ajarkan kepada Daud melalui kehadiran orang-orang tersebut?
7. Apa yang kamu pelajari dari pengalaman Daud di Adulam?
8. Mungkinkah di tengah pergumulan berat, kita menjadi berkat bagi orang lain? Mengapa bisa?
9. Selama ini pada saat kamu mengalami pergumulan berat, kamu lebih banyak menjadi beban atau berkat bagi orang lain? Mengapa?
10. Bagaimana cara kamu menjadi berkat di tengah-tengah pergumulan berat yang sedang kamu alami? Sampaikan secara praktis dan spesifik.

APLIKASI
1. Tuhan tidak pernah menjanjikan kita bebas dari pergumulan, karena pergumulan hidup dapat membentuk karakter kita semakin serupa dengan Kristus.
2. Ketika sedang mengalami pergumulan (yang berat), Tuhan tidak menghendaki kita mengasihani diri dan merasa bahwa kita adalah orang paling menderita di dunia ini.
3. Kita tetap bisa menjadi berkat bagi orang lain, bahkan di tengah pergumulan berat yang kita alami. Yesus telah memberi teladan demikian dan memberi kekuatan untuk kita melakukannya juga.

AKSI
1. Bersyukur dalam segala hal, termasuk ketika Tuhan mengizinkan kita mengalami pergumulan berat, karena Tuhan pasti punya tujuan mulia di balik semua itu.
2. Bertekad untuk tetap menjadi berkat bagi orang lain, bahkan ketika dalam pergumulan berat; melihat penderitaan dari perspektif Allah.

***

KUNCI JAWABAN
1. Imanlah yang mendasari untuk tetap menjadi berkat meski dalam pergumulan berat. Percaya kepada Tuhan atas apa yang telah terjadi dan akan terjadi adalah untuk kebaikan. (Kelompok 1: Tiur, Mutiara, Leny, Marko)
2. Daud menjadi Raja menggantikan Saul. Banyak yang tidak suka kepada Daud karena tidak memenuhi kriteria manusia, terutama Saul. Bahkan Saul ingin membunuh Daud. Daud melarikan diri karena terancam dibunuh, jiwanya resah. (Kelompok 2: Rebecca, Kezia, Togi, Rafael)
3. Daud merasakan waktu tenang bersama Tuhan. Di goa itu ia berdoa, ia semakin bergantung pada Tuhan dalam situasi yang sedang dialami. (Kelompok 3:Ribka, Rival, Bima, Davit)
4. "Lepaskanlah aku dari orang-orang yang mengejar aku, sebab mereka terlalu kuat bagiku. Keluarkanlah aku dari dalam penjara untuk memuji nama-Mu. Orang-orang benar akan mengelilingi aku, apabila Engkau berbuat baik kepadaku." (Kelompok 4: Viona, Tiwi, Samuel)
5. Siapapun yang berseru dan berharap pada Tuhan akan dijadikan penguasa atas segala persoalan untuk ditundukkan dalam kuasa-Nya. (Kelompok 5: Gress, Deshon, Gabriel)
6. Allah membuat Daud belajar menjadi berkat untuk orang yang punya persoalan, meski Daud sendiri sedang bergumul berat. Allah memberi kesempatan itu dan menyertakan kekuatan-Nya. (Kelompok 6: Rut, Heryanto, Stepanus)
7. Belajar menjadikan Tuhan sebagai tempat pertama dan terutama untuk mengadu dan berharap. Di samping itu, belajar untuk tidak menutup diri karena ada masalah. Harus bisa memperhatikan orang lain juga. (Kelompok 7: Devi, Jeremia, Lukas)
8. Pasti dan harus bisa. Karena Tuhan Yesus sudah memberi contoh pengalaman-Nya sendiri, dan kita punya Tuhan Yesus yang memampukan. (Kelompok 8: Irene, Johan, Arya)
9. Selama ini lebih sering mengeluh dan menunjukkan keadaan bergumul ke orang lain. Mulai sekarang belajar untuk menebarkan senyum meski hati dan pikiran sedang pelik. (Kelompok 9: Fany, Gracella, Budi)
10. Caranya adalah: a) Bersyukur selalu, b) Mengandalkan Tuhan, c) Bersedia menolong sesama, d) Tidak egois. (Kelompok 10: Nanda, Lira, Fabio)

FOTO KEGIATAN











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Digoda Tapi Tidak Ternoda

Menggunakan Kesempatan dalam Kesempitan